Ini perjalanan ketigaku. Apa yang kudapat hari ini sangat menarik, yakni tentang Leadership dan Komunikasi. Aku diajarkan langsung oleh ahlinya, yaitu Bapak Parino Rahardjo. Senang sekali belajar tentang kepemimpinan ini, apalagi aku pernah bercita-cita menjadi presiden! -Dudi-


Menurut Hicks, et.al dalam Moenir (1998, 3) kepemimpinan adalah seni mempengaruhi perilaku manusia dan kemampuan menangani manusia. Pemimpin adalah orang yang melaksanakan kepemimpinan, sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan atau sifat-sifat yang di miliki oleh seorang pemimpin.

Adapun beberapa karakter seorang pemimpin,antara lain:

  1. Visioner, mengandung pengertian mempunyai wawasan yang luas dan matang sehingga mampu memperkirakan masa depan. Implikasinya adalah adanya kemampuan untuk merumuskan visi dan misi, serta bersikap dan bertindak produktif.
  2. Pemersatu, berarti mampu menyatukan semua unsur dan potensi yang berbeda-beda sehingga menjadi kekuatan sinergis yang bermanfaat bagi semua pihak. Pemimpin sebagai pemersatu, bukan sebuah upaya penyeragaman, akan tetapi senantiasa mengakui perbedaan yang ada sebagai kekuatan.
  3. Pemberdaya, berarti mampu dan berusaha selalu mendorong, memotivasi dan membantu orang lain untuk mengembangkan dirinya menjadi lebih baik. Implikasinya adalah adanya sifat dan kemampuan, seperti demokratis, terbuka, delegatif, komunikasi, empati, tanggap, memotivasi dan memfasilitasi serta menumbuhkan situasi yang kondusif.
  4. Pengendali Emosi, pengendali berarti mampu mengendalikan rasio dan emosi secara seimbang. Pemimpin yang pengendali rasio emosi mampu mengendalikan rasio dan emosinya sendiridalam menghadapi masalah atau tantangan.
  5. Integritas, berarti selalu taat pada prinsip moral dan hukum, terutama ajaran agama, dalam semua gerak kehidupan. Pemimpin harus menjadi panutan dari para bawahannya, dalam bersikap dan berperilaku.

Masing-masing pemimpin tentunya memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sesuai dengan pembahasan materi perkuliahan yang telah disampaikan, kepemimpinan memiliki hubungan yang erat dengan resonansi. Resonansi adalah suatu peristiwa munculnya getaran yang semakin lama semakin keras bila terus diberikan gaya atau dorongan. Bila dikaitkan dengan suatu kepemimpinan antara atasan dan bawahan, getaran diartikan sebagai efek yang muncul atau diterima oleh bawahan, sedangkan gaya atau dorongan adalah stimulus yang diberikan atasan untuk menimbulkan getaran (efek) kepada bawahannya.

Pemimpin pada umumnya bertindak selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan. Maka dalam hal ini, seorang pemimpin harus berhati-hati dalam melakukan tindakan. Tindakan yang baik akan menimbulkan iklim yang positif pula. Setiap pemimpin perlu menentukan corak dan gaya kepemimpinannya agar nampak seni kepemimpinannya dalam memimpin. Misalnya, sebagai seorang dosen, pemimpin harus berusaha meningkatkan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan anggotanya baik perorangan maupun dalam hubungan kelompok. Memiliki kesabaran dan ketenangan dalam mendidik dan melatih mahasiswanya.

Di dalam budaya timur seorang pemimpin di nilai berhasil apabila mencapai suatu tingkat kearifan dan wibawa yang tinggi di tengah masyarakat di mana ia berada. Jadi, orientasinya adalah pada pertumbuhan kebijaksanaan diri atau internal. Di dalam budaya barat, seorang pemimpin dinilai berhasil berdasarkan prestasinya dan sumbangsihnya di masyarakat. Dengan demikian, maka orientasinya adalah eksternal. Masalah ini perlu diperhatikan atau dibahas agar jelas tolak ukur yang dipakai untuk menilai karya seorang pemimpin.

Oleh: Eren - 915070083

0 Responses

Post a Comment