PSIKOLOGI MASSA

Halo, ini aku Dudi. Ini adalah perjalananku yang pertama. Aku singgah kedalam suatu ilmu yang bernama "Psikologi Massa". Ilmu ini aku dapat dari seorang dosen yang bernama Ibu Dra. Henny Wirawan. M. Hum, Psi. Aku tidak sabar untuk berbagi dengan kalian tentang ilmu yang ku dapatkan hari ini!

Manusia merupakan makhluk sosial, dimana artinya adalah mereka tidak dapat hidup tanpa orang lain. Tidak dapat dielakkan bahwa mereka akan merasa nyaman mengerjakan segala sesuatu bersama-sama dengan orang lain. Kebersamaan selalu membuat manusia merasa ia dibutuhkan orang lain sebagaimana ia membutuhkan orang-irang disekitar mereka.

Di dalam kehidupan berkelompoknya, manusia-manusia selalu mempunyai pemimpin yang akan menjadi panutannya dalam menjalani hidup. Seperti misalnya sekelompok burung terbang diawan, mereka akan mengikuti kemana pemimpin kelompoknya terbang mengarahkan sayap, begitupula dengan sekelompok ikan-ikan di laut yang berenang juga akan mengikuti kemana pemimpin mereka berenang mengarungi laut.

Kehidupan manusia yang berkelompok inilah yang kemudian disebut sebagai Psikologi Massa. Apa yang dibahas adalah mengenai perilaku kelompok, dimana mereka merasa nyaman mengerjakan segala sesuatu karena mereka tahu banyak orang yang melakukan hal yang sama seperti mereka.

Fenomena ini membawa suatu dampak bagi kehidupan manusia, yakni mereka membutuhkan seorang pemimpin atau bahkan merekalah yang memimpin dalam kehidupan berkelompok ini.

Dalam suatu kerumuman manusia, mereka yang memimpin adalah mereka yang banyak mendapatkan keuntungan dari sekitarnya. Hal tersebut terjaid karena mereka yang mengikutinya (followers) hanya sekedar mengikuti apa yang mereka lakukan dan mengambil resiko apapun yang terjadi. Contoh yang bisa diambil adalah ketika zaman pemerintahan Hitler, ia dianggap sebagai pemimpin yang berkarisma yang mampu membawa kelompok Nazi menuju keberhasilan. Pengikut setianya rela memberikan apapun demi Hitler, bahkan tidak segan-segan mengorbankan nyawa demi keselamatan Hitler semata.

Psikologi Kerumunan (Crowd Psychology) merupakan cabang dari psikologi sosial, dimana ilmu ini menjelaskan bahwa seseorang merasa berkuasa atau memperoleh kekuasaan ketika mereka melakukan suatu pekerjaan secara bersama-sama dengan orang lain. namun seringkali apa yang mereka lalukan bersama tersebut terbawa dalam arus yang salah sehingga dapat menyebabkan suatu perubahan sosial yang kontroversi.

Berikut adalah pandangan beberapa Ilmuwan sosial mengenai Crowd Psychology:

  • Teori Klasik:

Sigmund Freud, menjelaskan bahwa orang yang berada dalam suatu kerumuman (kelompok) akan berperilaku berbeda dengan orang yang mempunyai prinsip individualis. Anggota kelompok akan mampu merubaha cara berpikir seseorang.

  • Contagion Theory (Teori penularan)

Teori ini menyatakan bahwa seseorang akan mudah menghilangkan sikap-sikpa pribadinya hanya untuk mengikuti arus emosi yang terjadi dalam kelompoknya. Dapat dikatakan seseorang mudah terpengaruh perilaku orang lain dalam suatu kelompok, sehingga membuat mereka menirukan perilaku kelompoknya.

  • Convergence Theory (Teori Konvergensi)

Prinisp dari teori ini adalah,perilaku kelompok bukanlah hasil dari anggota kelompok itu sendiri melainkan hasil bawaan dari perilaku masing-masing individu dalam kelompok tersebut.

  • Emergent-Norm Theory

Ralph Turner dan Lewis Killian, mengemukakan bahwa norma-norma yang berlaku dalam kelompok akan terbentuk seiring dengan perkembangan dari kelompok tersebut.

Di dalam psikologi massa, terdapat empat perilaku kolektif yaitu:

1. The Crowds

Sebuah kerumuman didalamnya adalah menyangkut tentang emosi bersama yang dialami kelompok.

Neil Smelser, John Lofland, dan beberapa ilmuwan lainnya menyatakan ada tiga bentuk kerumunan (crowds) di dalam masyarakat yaitu:

- The panic --> ekspresi dari ketakutan

- The craze --> ekspresi dari kegembiraan

- The hostile outburst (perilaku kasar) --> ekspresi dari kemarahan

2. The Public

Publik membicara tentang isu-isu yang sedang terjadi pada saat itu, dimana ketika isu tersebut dibicarakan maka akan membentuk suatu opini.

3. The Mass

Massa bukan hanya sekedar terjadinya sebuah interaksi, melainkan terdapat keterlibatan media untuk menyampaikan segala sesuatu kepada khalayak. Pengaruh media massa dari waktu ke waktu semakin kuat, dan dapat menimbulkan dampak sosial yang kuat.

4. The Social Movement (Blumer).

Pergerakkan sosial (social movement) biasa dilakukan untuk merubah kondisi yang ada, seperti misalnya revolusi industri di Perancis. Disamping itu pergerakkan sosial juga dapat terjadi untuk merubah perilaku anggota yang ada di dalam kelompok, tanpa memperdulikan anggota kelompok lainnya.

Psikologi massa, membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan psikologi masyarakat dalam kehidupan secara berkelompok. Psikologi massa ini penting untuk dipelajari. Mengapa? Karena pada dasarnya manusia selalu hidup berkelompok. Dalam kehidupan secara berkelompoknya, manusia selalu mengikuti perilaku-perilaku yang ada di dalam kelompok. Banyak hal yang menyebabkan mereka mengikuti perilaku kelompok tersebut, misalnya mereka ingin merasakan kebersamaan, ataupun muncul perasaan takut untuk menolak ajakan kelompok.

Psikologi massa ini mampu menggerakan perasaan (emosi) orang-orang yang terlibat di dalamnya. Mereka sebagai suatu kesatuan atas nama kelompok, merasa mereka harus ambil bagian dengan apapun yang kelompok mereka lakukan. Misalnya ketika penggalangan dana untuk korban Haiti. Artis-artis di America, mereka tak segan-segan berkumpul bersama-sama, membuat lagu, menyanyikan, dan menyebarluaskan untuk mendapatkan sumbangan bagi para korban Haiti. Dalam hal ini, perasaan mereka digerakkan oleh rasa kebersamaan.


Pada dasarnya psikologi massa ini, tidak mempunyai efek yang buruk asalkan manusia-manusia di dalam kelompoknya tahu bagaimana menempatkan diri. Hal ini dapat terlihat, bagaimana seseorang anggota memuja pemimpin kelompoknya dengan cara yang berlebihan. Setiap anggota harus bisa memberi batasan antara menghormati atau memuja. Pemujaan yang berlebihan dapat memberi efek yang buruk bagi anggota kelompok yang mengikutinya. Contoh nyata adalah kegiatan teroris. Para anggota teroris menganggap pemimpin mereka adalah yang paling benar, sehingga mereka tidak segan-segan menjalankan perintah mereka sekalipun harus mengorbankan diri sendiri dan kehidupan orang lain dengan cara melakukan bom bunuh diri.


(Oleh: Christina Alfiani - 915079006)

0 Responses

Post a Comment