Halo, ingatkah kalian di salah satu catatan, aku menyebutkan pernah bercita-cita menjadi presiden? Untuk menggapai cita-cita tersebut, aku tahu aku harus mengerti seluk beluk tentang komunikasi politik dan pembangunan. Aku harus belajar banyak tentang sistem komunikasi politik di negeri ini. Untung aku bertemu dengan pakarnya langsung, yaitu Bapak Eko Harry Susanto. Sekarang, aku ingin berbagi dengan kalian tentang ilmu yang kudapatkan. Salam, Dudi.


Komunikasi politik merupakan komunikasi yang mengacu pada kegiatan politik (Nimmo, 1993:8). Dimana merupakan proses komunikasi massa termasuk komunikasi antar pribadi dan elemen-elemen di dalamnya yang mungkin mempunyai dampak terhadap perilaku politik( Krans dan Davis, 1976:7 ). Komunikasi politik adalah objek yang penting bagi keseimbangan hubungan antara pemerintah dengan publiknya. Melalui sebuah media yang beredar di masyarakat dan opini-opini yang dibentuk maka terlihatlah bahwa komunikasi politik dapat membina ataupun menunjang proses politk yang positif.

Dalam hal ini ada 3 hal yang bisa dijadikan pedoman dalam komunikasi politik, yaitu

  1. Jika kuantitas lebih besar dari kualitas dalam komunikasi politik disebut Otoritarian.
  2. Jiika kuantitas lebih kecil dari kualitas dalam komunikasi politik disebut Eksklusif.
  3. Jika kuantitas sebanding dengan kualitas dalam komunikasi politik disebut Proposional.

Di Indonesia, komunikasi politik yang terjadi lebih mengedepankan otoritarian dimana kualitas dalam berpolitik kurang diperhatikan. Pemerintah kurang bisa membina politik kearah yang lebih baik, adanya otoriter dari pemerintah membuat opini publik tidak diperhatikan secara signifikan. Seharusnya diperlukan komunikasi politik yang proposional, sehingga tercapai keseimbangan yang diinginkan antara pemerintah dengan publiknya. Dan terjadinya komunikasi efektif yang dua arah, tidak satu arah.

Ada 5 komponen dalam komunikasi politik, yaitu :

  1. Komunikator politik : seseorang yang memiliki kemampuan dalam komunikasi politik.
  2. Pesan politik : suatu pembicaraan dan aneka informasi mengenai politk terhadap pengaruh kekuasaan dalam masyarakat.
  3. Media komunikasi politik : alat untuk mengirimkan pesan-pesan politik.
  4. Khalayak komunikasi politik : orang-orang yang berkomunikasi politik melalui terbentuknya opini publik.
  5. Dampak komunikasi politik : konsekuensi dari sosialisasi politik.

Lima komponen tersebut sangat mempengaruhi kegiatan politik yang terjadi dalam suatu pemerintahan ataupun perusahaan. Hal itu dikarenakan, dapat terciptanya komunikasi yang efisien dan kesimbangan anatar kedua belah pihak baik pemerintah atau perusahaan dengan publik atau karyawan.

Pembangunan adalah sesuatu yang terus maju, dari suatu tahap yang primitif ketahap yang lebih maju ( Rostow, 1960:57 ). Hal ini sama dengan modernisasi yaitu proses bertahap dari tatanan yang primitif dan sederhana menuju tatanan yang maju dan kompleks ( Samuel P. Huntington, 1976:30 ). Kedua hal ini sangat berhubungan erat dan sulit untuk dipisahkan, karena memiliki pengaruh yang sangat besar dengan didalamnya menggunakan media untuk pembaharuan dalam program pembangunan. Spesifiknya adalah media merupakan yang paling baik untuk menyebarkan informasi dan berpeluang untuk mendukung pembangunan di negara sedang berkembang adalah radio dan televisi (Schramm, 1977).

Ada tiga fungsi media massa dalam pembangunan ( Schramm ) :
  • Memberi tahu rakyat tentang pembangunan nasional dengan memusatkan perhatian mereka pada kebutuhan untuk berubah,kesempatan untuk menimbulkan perubahan, metoda dan cara menimbulkan perubahan, dan jika mungkin meningkatkan aspirasi;
  • Membantu rakyat berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan, memperluas dialog dan menjaga agar informasi mengalir baik keatas maupun kebawah.
  • Mendidik rakyat agar mempunyai kemampuan.

Suatu komunikasi politik dapat membangun opini publik yang positif sehingga tercapainya komunikasi dua arah yang efektif dengan sistem komunikasi politik yang proposional. Media massa adalah alat untuk mengubah komuniaksi politik tersebut menjadi pesan politik guna membentuk sinergi antara pemerintah dengan masyarakat. Dimana, media massa merupakan alat yang terbaik dalam mendukung program pembangunan yang mengarah pada modernisasi.

Komunikasi politik yang demokratis, tidak mendominasi dan bersifat koersif diperlukan dalam pembangunan . Namun karakteristik yang merujuk kepada pola model paternalistik masih melekat kuat di Indonesia.Akibatnya, tidak semua rakyat Indonesia berani untuk berpendapat beda terhadap pembangunan yang dikemas oleh para pengambil kebijakan dalam komunikasi politik. Seharusnya, rakyat Indonesia tidak perlu takut untuk mengeluarkan pendapatnya. Siapa tahu pendapatnya itu bisa diterima oleh para pengambil kebijakan dalam komunikasi politik.

Komunikasi politik dan pembangunan memberi relevansi yang baru dalam pemerintahan. Sistem yang baik tidak diikuti pelaksanaan yang memuaskan, dimana kondisi tersebut tercermin dalam komunikasi politik di Indonesia sehingga menyebabkan pembangunan yang direncanakan menjadi sia-sia. Selain itu, dengan merambahnya kasus korupsi semakin membuat politik di Indonesia menjadi kacau. Uang rakyat disalah gunakan dan membuat terpuruknya kondisi politik di Indonesia. Itulah kritik yang yang mencerminkan politikdi Indonesia, memang komunikasi politik dan pembangunan ada efek positifnya. Dimana terjalinnya komunikasi yang terbuka antara pemerintah dengan publik, dan membuka ruang pendapat yang jelas terhadap kinerja pemerintah.


Oleh: Putu Arjun - 915070161 & Layly Hasanah (915070097)


0 Responses

Post a Comment