Arsitektur Hijau dan Bangunan Ramah Lingkungan
oleh: Christina Alfiani - 915079006

Dunia ini makin panas. Orang beramai-ramai menyerukan global warming. Perlahan-lahan, setiap aspek kehidupan mulai diubah arahnya menuju sesuatu yang hijau, dan ramah lingkungan.


Fakta akibat pemanasan global mendorong lahirnya berbagai inovasi produk industri terus berkembang dalam dunia arsitektur dan bahan bangunan. Konsep pembangunan arsitektur hijau menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan.


Kreativitas para arsitek yang tidak pernah mati dan luntur oleh peradaban, mulai menciptakan bangunan-bangunan baru yang ramah lingkungan. Bangunan-bangunan tersebut didesain sedemikian rupa agar bisa menyeimbangkan ekosistem yang sedikit demi sedikit keadaannya mulai rusak. Ketika mulai membuat sketsa bangunan, para arsitek mulai memikirkan komposisi apa yang tepat untuk bangunan mereka.


Bahan-bahan yang digunakan sebisa mungkin dicari bahan yang tidak merusak lingkungan. Seperti yang kita ketahui, selama ini bangunan-bangunan banyak menggunakan kayu sebagai kerangkanya. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium. Pemanfaatan bahan-bahan ramah lingkungan inilah yang terus diinovasikan dalam arsitektur hijau.


Pembenahan lingkungan hijau, dapat dimulai dari hal-hal yang kecil seperti misalnya renovasi rumah tinggal. Apabila masyarakat menyadari perannya untuk menjaga kelestarian alam, maka arsitektur hijau dan bangunan ramah lingkungan dapat menjadi salah satu cara untuk menjaga kelangsungan alam sekitar.


0 Responses

Post a Comment