SEMIOTIK binatang apa itu??
Oleh: Meta Kumalasari (915070180)


Semiotik atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah yang berasal dari kata Yunani seme; semeiotikos; penafsir tanda yang berarti ‘tanda’‘sign’ dalam bahasa Inggris adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti: bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya.


Semiotik biasanya didefinisikan sebagai teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta tactile dan olfactory (semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki) ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia.


Beberapa tokoh yang berperan dalam semiotik:

  • Plato adalah perintis awal semiotika, yang memeriksa asal muasal bahasa.
  • Aristoteles mencemati kata benda dalam bukunya yang berjudul Poetics dan On Interpretation.
  • St. Agustinus (354-430) mengembangkan teori tentang signa data (tanda konvensional. Persoalan tanda menjadi obyek pemikiran filosofis.
  • William of Ockham (1285-1349) mempertajam studi mengenai tanda. Menurutnya, tanda dikategorikan berdasarkan sifatnya, apakah ia di alam mental dan bersifat pribadi atau hanya diucapkan/ditulis untuk publik.
  • John Locke (1632-1740) melihat eksplorasi tentang tanda akan mengarah pada terbentuknya baiss logika baru. Hal ni tertuang dalam karyanya ”An Essay Concerning Human Understanding (1690)”.
  • Ferdinand de Saussure (1857-1913) memperkenalkan sebuah konsep semiologi. Pendekatan Suassure tentang bahasa dengan mengkaji liguistik secara sinkronik, bukan diakronik. Saussure mendefinisikan tanda liguistik sebagai entitas dua sisi (dyad). Sisi pertama disebut penanda (signifier) dan sisi kedua disebut petanda (signified).
  • Charles Sanders Peirce (1839-1914) mengembangkan filsafat pragmatisme melalui kajian semiotik. Charles mengembangkan teori tanda yang dibentuk oleh tiga sisi (representamen, objek, dan interpretant). Pierce juga memperkenalkan sifat dinamisme internal dalam tanda. Interpretant yang tersamar memungkinkan ia menjelma menjadi tanda baru (rantai semiosis).
  • Roland Barthes (1915-1980) berpandangan bahwa sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat dalam waktu tertentu. Dalam tulisannya ”Les Letters Nouvelles” membahas bagaimana aspek denotatif tanda-tanda dalam budaya pop yang menyingkap konotatif (mitos-mitos) yang dibangkitkan oleh sistem tanda yang lebih luas yang membentuk masyarakat.
  • Umberto Eco, seorang sejarahwan, penulis esai, novelis dan semiotris dari Italia. Ia mengungkapkan tanda dapat digunakan untuk menyatakan kebenaran, sekaligus untuk mengatakan kebohongan.


Dalam pembahasan materi kali ini saya dapat menyimpulkan bahwa semiotika merupakan bidang studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja. Dalam memahami studi tentang makna setidaknya terdapat tiga unsur utama yakni; (1) tanda, (2) acuan tanda, dan (3) pengguna tanda. Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsi indra kita, tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri, dan bergantung pada pengenalan oleh penggunanya. Misalnya; mangacungkan jempol kepada kawan kita yang berprestasi.


Kita menyadari bahwa komunikasi bukan hanya sebagai proses, melainkan sebagai pembangkitan makna (the generation of meaning) . Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, setidaknya orang lain tersebut memahami maksud pesan kita, kurang lebih secara tepat. Supaya komunikasi dapat terlaksana, maka kita harus membuat pesan dalam bentuk tanda (bahasa, kata). Misalnya; mangacungkan jempol kepada kawan kita yang berprestasi. Dalam hal ini, tanda mengacu sebagai pujian dari saya dan ini diakui seperti itu baik oleh saya maupun teman saya yang berprestasi. Makna disampaikan dari saya kepada teman yang berpresentasi sehingga komunikasi pun berlangsung.


Pesan-pesan yang kita buat, mendorong orang lain untuk menciptakan makna untuk dirinya sendiri yang terkait dalam beberapa hal dengan makna yang kita buat dalam pesan kita. Semakin banyak kita berbagi kode yang sama, makin banyak kita menggunakan sistim tanda yang sama, maka makin dekatlah “makna” kita dengan orang tersebut atas pesan yang datang pada masing-masing kita dengan orang lain tersebut.


0 Responses

Post a Comment